Puskesmas Akan Sering Terjebak Offside

Puskesmas Akan Sering Terjebak Offside - Semasa kecil dulu [kalo tidak salah] di awal tahun 90an setiap 1 bulan sekali selalu ada tamu rutin berkunjung ke rumah dengan membawa kotak plastik berisi banyak alat, agak lupa apa saja isinya yang jelas ada sebuah potongan kaca dan jarum suntik. Tamu ini adalah pegawai puskesmas yang secara rutin mengobservasi kondisi kesehatan senang

, untuk usia lanjut biasanya dilakukan cek darah dengan menusukkan jarum di jari manis lalu menaruhnya di lempengan kaca [entah apa yang biasa diketahui dari darah tadi].

Mereka sangat akrab dengan semua warga di desa tempat saya tinggal, sembari menjalankan tugas kita sering ngobrol-ngbrol. Namun semenjak saya dewasa petugas rutin seperti ini mulai jarang “bertamu” sedih

, bahkan dalam 10 tahun terakhir tidak ada kegiatan observasi kecuali ada masalah kesehatan di lingkungan desa [sudah terjadi]. Mereka yang dulu akrab dengan semua masyarakat desa sekarang kenalpun tidak saya tidak tahu

Apalagi saat ini, kebanyakan puskemas sudah dilengkapi rawat inap, petugas hanya perlu duduk manis di sana menunggu warga yang sakit datang berobat, jika memungkinkan akan diberi obat dan rawat jalan bila tidak maka dirawat di sana atau dirujuk ke rumah sakit. Jika dalam permainan sepak bola dengan pola seperti ini puskesmas akan sering terjebak offside, karena hanya diam di depan gawang lawan tidak mau menjemput bola [kunjungan] dan akhirnya tidak biasa mencetak goal.

Terus terang sebagai pengguna fasilitas puskesmas kita semua sangat merindukan pelayanan “bertamu” ke rumah warga seperti waktu dulu. Puskesmas merupakan ujung tombak dari pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia jadi sudah sepatutnya dibangun lebih maju bukan mundur, Memang beberapa puskesmas memiliki rapor pelayanan yang terus meningkat tapi usaha jemput bola rasanya masih kurang, awas.. puskesmas akan sering terjebak “offside” berkesah